Jakarta, PP PERGUNU

Lamongan– Pengurus Cabang Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kabupaten Lamongan menggelar kegiatan Final Test pendidikan dan pelatihan guru melalui Program Organisasi Penggerak (POP), di Hotel Aqiila, Jl.Raya Deket Nomor 1 Gajah Rejosari Minggu (30/10/2022).

Program hasil kerjasama dengan Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Tekhnologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) ini diikuti oleh 70 peserta yang terdiri dari guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah di Kabupaten Lamongan.

Person In Charge (PIC) dari POP Pergunu, Dr. Haidar Tantowi menyampaikan bahwa kegiatan ini digelar untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi guru Nahdlatul Ulama yang berbasis Aplikasi Mobile dan LMS (Learning Management System) Gurumerdeka.org.

“Ini adalah kegiatan tahun kedua, berupa Final Test, kerjasama antara Pergunu dengan Kemendikbudristek, yang durasinya kurang lebih 3 tahun,” ujar Haidar, yang juga Kordinator Bidang Kerjasama PP Pergunu, Minggu (30/10/2022).

Ia menambahkan, para peserta yang mengikuti program pelatihan ini harus menyelesaikan 3 kelas. “Dua atau tiga minggu ke depan akan digelar pelatihan lagi 3 kelas yang kemudian pada bulan Oktober mendatang akan dilakukan penilaian akhir. Kegiatan seperti ini juga akan dilanjut pada tahun 2023,” terangnya.

Mengenai materi yang diberikan kepada para peserta, Haidar menyebut, antara lain terdiri dari materi kompetensi guru, paradigma guru, dan beberapa kurikulum yang ada di Indonesia.

Selain program yang disebutkan, Haidar menjelaskan, Pergunu juga memiliki dua grand desain program untuk penguatan organisasi, yakni Guru Pemersatu Bangsa dan Teacherpreneur. Dua grand desain program itu dimaksudkan agar para guru mampu bersaing dan siap melahirkan generasi yang unggul serta mampu menjawab tantangan zaman.

“Hal ini bukan sekadar teori tapi memang perlu diaplikasikan secara massif. Guru Pemersatu Bangsa untuk menanamkan nilai-nilai kebhinekaan dan toleransi. Sedangkan Teacherpreneur ini dilakukan agar guru juga bisa mengelola sebuah usaha melalui SIPlah belanja24,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Fasilitator Daerah POP Pergunu Lamongan, Dr. Muhammad Asrori menuturkan, melalui kegiatan Final Test POP ini diharapkan nantinya kemampuan manajerial dan pengajaran dari para guru bisa lebih meningkat, utamanya guru yang ada di Kabupaten Lamongan.

“Lamongan ini memiliki lembaga sekolah swasta terbanyak, khususnya yang di bawah naungan NU. Maka dengan semakin meningkatnya kemampuan guru ini, maka juga bisa mengungkit kualitas pendidikan secara umum,” kata Asrori.

Asrori menegaskan, kegiatan ini tak akan berakhir sampai di sini. Ke depan, pihaknya juga akan melakukan kunjungan ke sekolah secara langsung. “Semoga para peserta pelatihan ini bisa menularkan apa yang didapat kepada guru-guru lainnya,” imbuhnya.

Lebih jauh Asrori juga menyoroti bahwa hingga kini kesenjangan antara lembaga atau sekolah swasta dengan sekolah negeri masih terjadi. Oleh karenanya, pihaknya berharap, kebijakan-kebijakan yang digagas oleh pemerintah nantinya bisa segera mengatasi kesenjangan tersebut.

“Kesenjangan ini tidak hanya terjadi di Lamongan, namun juga hampir di tiap daerah. Kalau untuk negeri itu fasilitas dan gaji disediakan negara, sedangkan kalau swasta itu bangunan dan kesejahterannya kita fikirkan sendiri,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua PC Pergunu Lamongan, Suroto S.Ag mengungkapkan, dengan kemampuan dan kompetensi guru NU yang terus meningkat ini diharapkan ketimpangan dalam praksis pendidikan tak lagi terjadi.

“Semoga realisasi pemerataan akses dan mutu pendidikan tak hanya berakhir jadi wacana saja. Karena pemerintah punya andil besar dalam mewujudkan pendidikan yang berkeadilan dan tidak diskriminatif, sehingga kebijakan yang digulirkan tidak boleh berpihak hanya pada institusi yang dikelola oleh pemerintah saja,” tegasnya.

Dikatakan Suroto, lembaga swasta merupakan sekolah yang dikelola secara swadaya dan turut berkontribusi besar dalam mencerdaskan anak bangsa.

Selama ini, tambah Suroto, sekolah swasta telah memberikan kesempatan kepada anak bangsa yang berasal dari keluarga ekonomi menengah bawah untuk mendapatkan keseteraan pendidikan. “Oleh sebab itu, dengan peningkatan kualitas dan kompetensi guru ini, tingkat kesejahteraan guru yang mengajar di sekolah swasta juga bisa meningkat. Tak elok jika sekolah swasta ini dianaktirikan atau bahkan dilupakan. Karena amanat konstitusi terkait pendidikan ditujukan kepada semua anak bangsa tanpa dikotomi negeri ataupun swasta,” pungkasnya