oleh: Erik Alga Lesmana
Istilah santri identik dengan pelajar yang menempuh pendidikan agama di lingkungan pesantren dan diasuh langsung oleh seorang Kiai. Tiga elemen penting yang tidak bisa dipisahkan dan selalu berkaitan, yaitu; santri, kiai dan pesantren. Pesantren merupakan tempat belajar ilmu agama yang paling relevan dari dulu hingga sekarang. Sistem pendidikan tertua di Indonesia ini tidak bisa dipungkiri keberhasilannya dalam melahirkan lulusan-lulusan yang cukup berpengaruh baik tingkat lokal, nasional bahkan internasional.
Menurut KH. Sahal Mahfudz, pesantren sebagai lembaga tafaqquh fiddin telah menjadikan dirinya sebagai sumber referensi nilai-nilai Islam bagi masyarakat sekitarnya dan sebagai titik sentral rujukan masyarakat dalam hal legitimasi keagamaan Islam. Selain itu, para alumni pesantren menguasai seluk-beluk Islam secara utuh sebagai faqih ad-din yang memiliki kepekaan yang canggih dalam urusan sosial masyarakat.
Santri bukan hanya menguasi dalam bidang ilmu keagamaan saja. Namun ia hadir di tengah masyarakat sekaligus mengamalkan nilai-nilai spiritual yang dapat menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi setempat. Untuk itu, menurut kiai Sahal, kehadiran santri di tengah masyarakat cukup berkharisma dan berpengaruh yang pada gilirannya mampu membentuk atau mewarnai masyarakat di lingkungannya dengan menampakkan perilaku dan sikap serba religius.
Para santri seperti yang digambarkan di atas dapat lebih mudah menyatu dengan masyarakat tempat tinggalnya. Kedekatannya dengan masyarakat dapat mewujudkan solidaritas yang tinggi. Pengabdian santri untuk masyarakat bukan sebatas yang berkaitan dengan nilai-nilai religius saja, melainkan soal-soal duniawi yang menjadi kebutuhan hidup. Sikap demikian yang terpancar dalam diri santri dapat dengan cepat meyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat sehingga keberadaan santri menjadi cukup bermakna.
Pada akhirnya, masyarakat akan kembali ke pesantren, belajar kepada orang pesantren, dan menjadikan pesantren rujukan utama belajar agama. Keberhasilan pesantren dalam mencetak generasi bangsa menjadi kian nyata dan diakui masyarakat sebagai rujukan yang paling relevan dalam pembentukan watak dan karakter.
Post a comment