Program Hijaukan Solo Raya menjadi program prioritas PW Pergunu Jawa Tengah periode 2017-2022. Mengapa Hajiaukan Solo Raya, menurut HM Faojin selaku Ketua PW Pergunu Jawa Tengah bahwa “Jika Solo Raya Hijau (sejuk) maka Jawa Tengah (adem). Dengan Jawa Tengah Adem Ayem sebagaimana yang sering diungkapkan Gubernur Ganjar Pranowo maka mudahlah untuk menciptakan kerukunan, toleransi dan sinergitas dalam membangun bangsa”.

Upaya ini sudah dilakukan oleh PW Pergunu Jawa Tengah sejak tahun 2018 dengan pembentukan Pergunu di wilayah Solo Raya yang dimulai dari Kab. Sukoharjo, Karanganyar, Klaten, Wonogiri, Sragen, Surakarta dan Boyolali. Respon dan suport dari masyarakat terdidik dan unsur pemerintah sangat bagus, nampak kehadiran dalam berbagai pelantikan diantaranya Sukoharjo, Karanganyar, Klaten dan Wonogiri.

Rapat Koordinasi PW Pergunu Terbatas yang dilaksanakan pada hari Sabtu (20/1) di Semarang ini dihadiri oleh Wahid Foundation, PC Pergunu se Solo Raya.

Duta Wahid Foundation (Mbak Mauliya) sangat tertarik program yang telah dilakukan oleh Pergunu Jawa Tengah yang merupakan gerakan dari bawah (grassroots movement) dengan fokus para guru. Sehingga akan kita kembangkan bersama dalam menggarap Deradikalisme di wilayah Solo Raya. Harapan Mbak Mauliya yang juga alumi S2 UGM Yogjakarta ini agar Pergunu juga mengajak AGPAII yang sudah terjalin dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah yang akan menggarap Solo Raya.

Harapan tersebut tambah dari HM Faojin yang sekaligus Penasihat AGPAII Jawa Tengah dan Wakil Ketua Pokjawas PAI Jawa Tengah sangat gembira sehingga Pergunu juga akan menggandeng semua unsur baik BNPT, Polda, Pangdam, MUI Jawa Tengah, Kementerian Agama dan bahkan Muhammadiyah, tambahnya.

Tugas ini harus bersama sama dan sinergis serta ikhlas untuk bangsa dan negara Indonesia. Sekaligus untuk membuktikan bahwa ajaran Aswaja An Nahdliyah merupakan solusi dalam berbagai masalah keagamaan dan kebangsaan.
Sebagaimana laporan dari berbagai cabang Pergunu Solo Raya radikalisme masih terus terjadi di wilayahnya, bahkan ada yang sudah viral yang justru berawal dari para guru. Inilah menjadi keprihatinan bersama yang harus dicarikan pemecahannya.

Solusi Pergunu ini berangkat dari guru NU yang memahami betul tentang Aswaja An Nahdliyah dan Kebangsaan Indonesia yang tergabung dalam Persatuan Guru Nahdlatul Ulama. Kebangsaan dan keagamaan mereka sudah teruji oleh sejarah, tambahnya.

Langkah yang sekarang sedang dilakukan oleh PC Pergunu Solo Raya adalah pemetaan guru PAI dan Non PAI Pergunu yang mengajar di SMP, SMA dan SMK Negeri pada wilayahnya masing-masing. Pemetaan ini didasarkan pada database lewat KTA Pergunu. Setelah terpetakan menurut HM Faojin akan dilanjutkan Semiloka Pengembangan Sekolah Damai di Solo Raya, semoga lancar semua dan banyak manfaatnya, harapnya.