Mojokerto, PP Pergunu

Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Prof KH Asep Saifuddin Chalim mengatakan bahwa segalam macam doa pasti dikabulkan namun adakalanya segera dikabulkan, adakalanya lambat karena menunggu agar keterkabulannya menjadi barakah. Tapi adakalanya keterkabulannya dalam bentuk yang lain tidak sesuai yang dipanjatkan ketika berdoa.

Hal itu disampaikan ketika mengisi pengajian Laitaul Ijtima 3 ngaji Hikam dan Aswaja dengan tema Sucikan Niat, Mendidik Generasi Emas oleh Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) di pondok pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, Senin (11/04/2022).

Kiai Asep mengingatkan untuk tidak berhenti berharap kepada Allah Swt melalui doa. Menurutnya, segala macam bentuk permintaan pasti akan dikabulkan namun harus diikuti terlebih dahulu dengan menunaikan segala macam kewajiban yang diperintahkan Allah Swt. Karena doa bisa menjadi tabungan amal ibadah yang nanti akan diberikan ketika di akhirat apabila selama di dunia doa tersebut belum dikabulkan.

“Apabila ingin permohonannya dipernuhi ya penuhi dulu kewajibannya terlebih dahulu kepada Allah Swt,” ujar Ketum Pergunu.

Kiai Asep menjelaskan bahwa sering terjadi dalam kehidupan manusia sudah berdoa lama bahkan sampai bertahun-tahun namun doa tersebut belum juga dikabulkan bahkan hidupnya masih sama seperti itu-itu saja.

“Jangan sampai keterlambatan pemberian dari Allah menjadikan putus asa. Karena Allah menjamin  keberhasilan doa. Tapi dalam bentuknya yang Allah berikan untuk manusia sesuai yang dibutuhkan. Di dalam waktu yang Allah kehendaki dan bukan waktu yang manusia kehendaki,” ungkapnya.

Untuk itu, menurut Kiai Asep untuk jangan ragu walaupun merasa tidak berhasil. Kiai Asep berpesan apabila doanya tidak dikabulkan jangan sampai muncul dalam hati rasa kecewa karena hal itu dapat mengakibatkan padamnya cahaya hati. Hindari sikap ragu atas apa yang sudah Allah janjikan kepada umat manusia. Apalagi, lanjut kiai Asep, doa adalah media mendekatkan diri kepada Allah untuk menyerahkan diri bahwa manusia tidak mampu tanpa kehendakNya.

Selain itu, Ketua Dewan Penasehat Pergunu Kiai As’ad Said Ali dalam sambutannya memperingatkan untuk tidak menggunakan informasi palsu. Ia menjelaskan cara untuk mengecek informasi palsu atau tidak. Ia menjelaskan berdasarkan pengalamannya selama memgemban amanah di Badan Intelejen Negara (BIN) yaitu dengan menelusuri darimana berita itu muncul terlebih dahulu.

“Bagaimana mengeceknya? sama seperti mengecek Hadist yaitu menelusuri matan dan rawinya. Siapa rawinya? Kalo rawinya sampean gak kenal, ya jangan dipercaya,” ungkap kiai As’ad.

Kiai As’ad menjelaskan bahwa intelejen dalam menelusuri informasi sama seperti ilmu hadist. Menurutnya penting untuk melihat terlebih dahulu siapa yang menyampaikan. Setelah diketahui, menurutnya untuk memperhatikan baik-baik bahwa orang tersebut bisa dipercaya atau tidak. Dengan melihat kapasistas dan integritas bahwa yang bersangkutan berhak menyampaikan informasi tersebut atau tidak. Setelah itu nanti dapat diketahui kevalidan berita yang beredar.

Kontributor : Erik Alga Lesamana