Dr. H. Heri Kuswara, M.Kom*

Pagi hari sambil seruput kopi manis sedikit pahit, saya sangat terenyuh membaca informasi pada detik.com (Rabu, 19 Mei 2021 07:25 WIB) dengan headline news yang sangat memprihatinkan yaitu “Komisi X Prihatin Guru Dipecat Gegara Pinjol: Potret Buram Pendidikan di RI!”. Keprihatinan itu sangat beralasan mengingat alasan pinjol tersebut digunakan untuk  menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) yang disyaratkan tempatnya mengajar. Huda (Syaiful Huda)  selaku Ketua Komisi X DPR yang salah satunya membidangi pendidikan  mengatakan “Kasus ini harus ditangkap sebagai potret buram pendidikan di Tanah Air, terutama bagaimana masih minimnya perhatian pemerintah kepada nasib guru honorer,”. Bahkan huda akan memperjuangan beberapa hal diantaranya: (1) kemungkinan pemberian beasiswa agar yang bersangkutan bisa menyelesaikan pendidikan S1-nya, (2) Mencarikan skema terbaik untuk membantu proses penyelesaian utang guru tersebut dan (3) berharap pemerintah segera merealisasikan pengangkatan sejuta guru honorer menjadi ASN.

Apa yang menjadi niat mulia dan perjuangan huda sebagai wakil rakyat yang sangat peduli dengan Pendidikan   wajib didukung oleh semua komponen bangsa terutama oleh para pegiat pendidikan agar segera terealisasi demi merubah potret buram pendidikan di Tanah Air.

Selain tanggungjawab  pemerintah,  saya melihat  sangat penting sekolah (Pimpinan Yayasan dan Pimpinan Sekolah) meningkatkan rasa tanggungjawabnya terhadap nasib guru. Dalam hal Peningkatan Kompetensi dan Pengembangan SDM Guru misalnya, melanjutkan studi pada pendidikan formal yang disyaratkan sekolah seharusnya dibarengi dengan solusi cerdas dari yayasan/sekolah untuk peduli membantu meringankan bahkan menggratiskan guru dalam melanjutkan studinya.

Kecerdasan yayasan/sekolah dalam mengelola keuangan (dana yang masuk) yang bersumber dari berbagai jenis bantuan pemerintah, iuran peserta didik, sumbangan dari orang tua/wali, sumbangan dari donatur, dari CSR,  bantuan/sumbangan dari berbagai pihak, hasil kerjasama, dan hasil dari unit usaha yayasan  sewajarnya ada alokasi beasiswa untuk gurunya dalam melanjutkan studi kejenjang yang diharuskan (lebih tinggi). Ini penting dilakukan yayasan/sekolah sebagai bentuk tanggungjawab sekolah dalam meningkatkan kapasitas dan kapabelitas guru yang endingnya adalah meningkatnya kualitas guru, kualitas siswa dan kualitas sekolah sesuai yang diharapkan.

Untuk sekolah yang katakanlah minim dari sisi keuangan, pimpinan yayasan/sekolah dapat melakukan kerjasama dengan berbagai institusi, baik institusi pendidikan tinggi, organisasi profesi dan institusi lainnya agar guru memperolah beasiswa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Betapa banyak program beasiswa yang dapat diserap oleh guru dalam melanjutkan studi, baik itu beasiswa yang bersumber dari pemerintah, beasiswa dari perguruan tinggi (dalam/luar), beasiswa dari industri (perusahaan), dan berbagai bentuk beasiswa dari pihak-pihak yang peduli pendidikan/guru.

Salah satu organisasi profesi guru yang patut kita apresiate dan  acungi jempol dalam kiprahnya membangun dan meningkatkan kapasitas dan kapabelitas Guru adalah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu). Pergunu yang merupakan badan otonom Nahdlatul Ulama (NU) sangat getol dan concern memberikan beasiswa pendidikan (melanjutkan studi) kepada guru untuk berbagai jenjang pendidikan bahkan pergunu memfasilitasi beasiswa untuk pendidikan profesi dan sertifikasi kompetensi.

Beasiswa Pergunu bukan hanya diberikan kepada anggota pergunu saja namun juga pergunu peduli dengan guru-guru lainnya yang sama-sama menjadi garda terdepan dan pejuang mulia dalam mencerdaskan dan membangun karakter bangsa dan akhlak mulia. Kerjasama yang dibangun Pergunu, setidaknya  dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini dengan lebih dari 50 Perguruan Tinggi diIndonesia dan Luar Negeri terbukti mampu memberikan beasiswa pendidikan kepada ribuan guru di Indonesia. inilah bukti nyata yang pergunu persembahkan untuk bangsa terutama untuk pejuang tanpa tanda jasa.

Terpujilah Wahai engkau ibu bapak guru, Namamu akan selalu hidup Dalam sanubariku, Engkau bagai pelita dalam kegelapan, Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan, Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa. Wahai Guruku Jikapun Yayasan/Sekolahmu tak bergeming untuk memperjuangkanmu, dengan sangat Ikhlas dan Lapang, Pergunu akan menjadi sinar digelap malammu,  Agar Tumbuh Kokoh di Bumi Pertiwi Menahan Badai Duniawi. Pergunu senantiasa siap sedia menjadi solusi terbaik dalam mewujudkan impianmu menjadi guru profesional dan guru  mulia berkah pergunu. *Ketua Departemen Pengembangan SDM dan Kajian Strategis PP Pergunu.

*Penulis merupakan Pimpinan Pusat PERGUNU dan dosen di kampus BSI